Kamis, 07 Mei 2009

bukan elegi

kepulan asam hitam mulai ramai di jalanan
hilir-mudik pengamen mengiringi laju lambat kendaraan
antrian padat menghiasi tiap sudut lalu lintas
tangan-tangan penuh belas kasihan menggelayuti kuda-kuda besi
koran-koran pagi hangat mulai beredar berharga tawar

tangan anak-anak
pengamen anak-anak
loper anak-anak
semua serba semakin banyak anak-anak

yang semestinya duduk manis di bangku kelas
menanti si pengantar ilmu
bukan duduk termangu di pinggir trotoar
menanti mata tiga lalu lintas memancarkan sinar merah
menanti nafkah yang telah hilang termakan kemiskinan

Senin, 04 Mei 2009

kaki-kaki busuk

terlihat indah tanpa cela
berjalan dengan tegas dan pasti
terkesan bersih tanpa noda
berhias gelang emas gemerincing

indah dipandang,lembut disentuh
kasat mata di balik kulit ternyata
darah anyir dan busuk yang mengalir
penuh sampah,sumber kuman penyakit

representasi wakil rakyat masa kini
kaki-kaki busuk!

libidonomics.

libidonomics.

Berasal dari kata libido dan nemeins.
Libido berarti hawa nafsu, sedangkan nemeins berarti mendistribusikan.Jadi, kalau dikaitkan dengan bentuk cinta, modelnya adalah cinta yang didasarkan hawa nafsu yang didasarkan atas hal-hal yang dapat mengarahkan bangkitnya hawa nafsu dan keserakahan.(Yasraf A. Piliang).

Contoh nyata, seseorang yang selalu ingin up date dan mengikuti iklan serta tren yang ada yang terkesan memaksakan diri. Seseorang yang tumbuh tidak be yourself.Orang akan lebih percaya diri dengan barang-barang yang bermerk mahal, terobsesi dengan iklan dan rela berdiam diri di depan cermin berjam-jam demi sebuah kecantikan.
Orang-orang seperti ini seolah dikendalikan oleh arus cinta libidonomics. Cinta terhadap diri sendiri dengan mengumbar hawa nafsu.

Kenapa aku tiba-tiba ingin nulis ini..?
Sebenernya terkadang aku sendiri juga merasakan adanya libidonomics dalam diriku sendiri.Atau mungkin hampir semua orang 'pernah' mengalami hal semacam ini?Mungkin juga setiap orang memiliki kadar masing-masing. Ah entahlah. .
Yang jelas, semakin terlihat kalau kehidupan jaman sekarang memang menuntut orang untuk memiliki libidonomics yang tinggi. Iya ngga sih?!
Terkadang aku sendiri tidak sepaham dengan adanya tuntutan itu. Tapi, namanya juga hukum rimba..kita pastilah mau tidak mau harus mengikuti aturan main di dalamnya. Kembali lagi ke diri kita masing-masing,mau seperti apakah kita. Jadi korban tren karena kadar libidonomics yang tinggi,atau jadi orang smart yang dapat mengendalikan libidonomics kita.
(*ngomong apa sih aku)
Tapi bener deh..coba liat di banyak tempat umum kita bakal nemuin banyak orang dengan tipe penampilan yang hampir SAMA. Semuanya seperti ada yang mengendalikan,huweh..betapa dahsyatnya tren yah!
Kalau si follower tren itu mampu dan tidak merasa terbebani dengan cara dia untuk mengikuti tren,it's fine!
Tapi, ngga sedikit juga orang yang memaksakan diri dan kemampuannya untuk mengikuti tren.Wah...wah...mengorbankan kebebasan jiwa hanya demi tren.
For me, all of these are okay!Selama masih dalam kemampuan kita. Aku sendiri bukan orang yang suka mengikuti tren (*bukan karena ngga suka,tapi ngga mampu) hehehe.
Selama ada hal baru atau tren yang sesuai dengan aku,bisa lah dijadiin acuan. Tapi,kalo ngga kita banget ngapain dipaksain demi keliatan up to date!

It's our choice :)